Kartini

Sunday, 2 October 2016

Viralnya Seorang Teriyaki, Eh Teri Yanti


Seorang Teri dari sejak Postingan yang diunggahnya pertama kali di Media Sosial bernama Facebook yang membuat kalangan Buruh Migran Indonesia atau saya akan menyebutnya Babu ( eiiit... jangan dikira saya ini menghina atau merendahkan nama Buruh Migran hanya karena menyebutnya Babu , karena saya sendiri juga berstatus Babu ).

Perlu saya jelaskan, bahwa babu merupakan sebutan yang orang bilang agak Kasar atau cenderung menghina jika yang menerima sebutan tersebut adalah orang yang gak terimaan kali yah?! hhahahha
Tapi bagi saya , sebutan babu itu Gokiiiiiiiil , okokokoko

Kembali ketopik awal , yaitu Tentang Teri. Postingan Teri sempat Virals di facebook lantaran isinya membuat tersinggung dan cenderung membuat sakit hati sebagian Buruh Migran Indonesia di penjuru dunia.
iya lah , Teri bilang dia tidak Level dengan cowok yang bekerja sebagai Kuli / buruh.
Jelas dong,postingan yang teri unggah itu dikecam oleh sebagian besar Netizens.
Ya...jujur,setelah saya baca dan amati tentang postingan Teri waktu itu sebenarnya tidak menunjukan keseriusannya menghina atau menganggap rendah derajat Kuli / buruh ,tapi yang saya tangkap dari maksud postingan teri tersebut hanya sebuah guyonan kepada Mantan pacarnya yang notabene ngajak balikan sama dia.
Iya,saya yakin itu hanya guyonan .
Tapi entahlah ,namanya juga hanya dunia maya ,akan banyak orang-orang yang suka tersinggung atau tifak memahami sesuatu tapi sudah terlanjur jengkel,sehingga mencapture tulisan Teri dan disebarkan di media sosial sehingga ...yaaaaah...seperti yang kalian lihat ,langsung viral .

Alhasil si Teri banyak mendapatkan kecaman , menjadi bahan bagi sebagian oknum untuk menghasilkan uang dengan menyebarkan berita sampah , orangtua si Teri dan status pekerjaannya dibawa-bawa demi mempermalukan si Teri dan banyak lagi.

Eh...udah dikecam ,Teri minta maaf gak ya?!

Ternyata kagak ,dia malah semakin eksis di Facebook ,rutin menggunggah Video yang menunjukan bahwa "ini loh ,aku baik-baik saja ".
Mengunggah Video untuk klarifikasi tentang status yang pernah ia unggah tanpa sadar membuat sakit hati sebagian orang,kadang diselingi dengan curhatan amarahnya pada sebagian orang yang sudah terlanjur menghujatnya dengan Logat bahasa jawa kasarnya, sehingga orang menganggap dia stress, tidak tahu malu dan banyak lagi.

Dan ironisnya ,sekali dia menggunggah video ,akan banyak akun-akun lain dengan ribuan Followers menyebar ulang video Teri dengan Caption yang yaaah.... Saya serius kasihan sama si Teri.
Mereka si pengunggah ulang Video teri tujuannya apa sih?

Menjelek-jelekan si Teri , membuat Tenar si Teri ,atau ada maksud lain?!
Yaaaaah ..... Mungkin mancing Followers atau narik Jempol ,hahahaha

Intinya kini Teri semakin dikenal oleh Sebagian Netizen,khususnya yang berprofesi sebagai seorang Babu seperti saya.
Tak jarang saya melihat seseorang memposting ulang Gambar si Teri hanya untuk menjadikannya bahan Bulian .

Hei mbak/mas ,saya serius tidak kenal siapa teri , tidak pernah ketemu dan tidak bermaksud membelanya.
Hanya saja saya perlu ingatkan ,jangan terlalu serius dengan Dunia seperti Facebook dan isinya.
Jika kamu muak dengan seseorang ,abaikan apa saja yang mereka lakukan ,bukan membuli ,dan malah membagikan ulang sesuatu yang mereka lakukan.

Dan untuk si Teri , berhentilah memancing amarah saudara kita yang mudah terpancing emosinya.
Jujur ,kamu cantik ,dan saya yakin kamu anak yang baik,kamu juga mempunyai mental tahan bullying, sehingga saya yakin kamu akan menjadi wanita yang sukses dikemudian hari.

Berhentilah membuat sensasi ,karena  Bulian mereka jika sampai terdengan di telinga orangtuamu ,saya yakin mereka akan tersiksa batin.
Orangtua mana yang tidak sedih jika anaknya menjadi bahan olok-olokan orang?!

Saya yakin tidak ada.

Monday, 8 February 2016

Lebaran 1

Lebaran
Lebaran identik dengan kumpul-kumpul dengan keluarga , yang dari jawa datang ke Sumatera ,yang Muda datang ke yang lebih tua hanya untuk sekedar bersilaturahmi dan untuk saling menyapa serta berma'af-ma'af an untuk menghapus segala Dosa.

Ada hal  yang saya ingat ketika Lebaran akan tiba , saya yang akan sibuk dengan baju baru saya , sibuk dengan teman-teman sekampung dan mengatur strategy mau pergi kemana dulu kita.

Sehari menjelang Lebaran tiba , mamak telah menabuh genderang perang di dapurnya , mengeksekusi segala strategi yang sudah Matang direncanakan supaya Lontong ,Opor Ayam ,  Rempeyek dan Rendang terhidang di Meja makan tepat di hari H.

Tak ketinggalan dengan Bapak , dia pastikan tembok rumah sudah rata dengan Cat barunya , sudah tidak nampak sarang laba-laba  diatap rumah dan Ruang tamu tertata dengan sempurna.

Saya ,adik perempuan saya serta abang saya akan tetap sibuk dengan Baju baru yang sudah tidak sabar untuk dipakai , menanti Jajan-jajan yang sudah tertata rapi dilemari segera terhidang di meja , dan kamipun tidak sabar mengantar Rantang ke Tetangga ,karena kita bakal dapat duit Raya . Memang duit raya tidaklah seberapa ,tapi maknanya sangat terasa.

6 Tahun sudah saya merantau ke Negeri Tetangga , terhitung sudah 6x Lebaran aku tak bersama Keluarga.

Tidak Pulang Kampung atau sekedar Cuti kerja ?!
Pulanglah ,hanya saja ,sesuai Kontrak Kerja ,Jatah ku untuk pulang kampung adalah diakhir tahun . Sehingga setiap Lebaran tiba ,mestilah hanya lewat Suara tanpa bertatap muka dengan Orang Tua.
"Kulo ngaturakeun sembah Sungkem kalian bapak Lan Ibu ,Menawi di lebur kabehane Dusane Bapak lan ibu kagem Gusti Allah lan Dusa ne anakmu iki nggeh. Sengapurane seng kathah durungsaget Lebaran bareng maneh ,sakjane yo pingin tenan pak /mak " Kurang lebih seperti itulah perkataan atau sekedar Pesan Tulisan yang setiap tahun saya katakan kepada mereka.

Sedih?!
Jelas , siapa orangnya yang tidak sedih , di momen yang hanya bisa kita Nikmati setahun sekali ini ,namun kita tetap belum bisa merayakannya bersama orangtua dikampung.
 " Nduk ,mamak jek mbeuleh Pitek ki loh ndok. Ndang muleh ,mamak masak ke Obor ,panganan senenganmu " Ucap Mamak mengawali pembicaraan kami melalui Telephone.
Ambune tekan kene maaaak...!!!!" Jawabku sambil bercanda  sehingga memecah tawa kami berdua.

"Kae anak e Lek dilham seng soko Singapura yo nembe balek ndok , sampeyan po'o ra pengen Lebaran nang umah ?!"Tanya mamak kepadaku.
Aku tahu ,pertanyaan itu mewakili perasaannya terhadapku.
Dia ingin anaknya berkumpul bersama saudara-saudaranya yang lain saat Lebaran tiba , dia takut anaknya yang sekian lama merantau merasakan kesedihan karena tiada sanak saudara yang merayakan Lebaran bersamanya.
Aku paham akan ke khawatiran mamak ,sangat Faham.
"Jenenge ae perjuangan mak , seng penting mamak ,bapak Waras ,Tini waras ,kabeh waras. Mugo diparingi Umur seng Panjang ,sehat terus , ben dewe iso kumpul bareng ,lebaran nyanding anak putu yo mak"jawabku kepada mamak.

Keadaan menjadi sedikit Sunyi , tidak terdengar suara mamak jauh disana .
Saya tunggi beberapa saat , kemudian saya sayup terdengar Suara isak tangis mamak , dan alhasil sayapun ketularan.
Saya ingin menangis sekencang-kencangnya , oooh ....tapi Tidak.
Saya tidak ingin menunjukan Kesedihanku pada mereka,walau sedikitpun.
Ambil Nafas dalam-dalaaaaaaaam, Keluaaaaarkaaaaaaan
"fuuuuuuuuuh" Rasanya sedikit Rileks ,dan saya mulai bisa mengontrol emosi saya .
"Opo sih mak, Puoso kok Nanges, Batal kui" Kata ku kepada mamak.
Dan mamak hanya tertawa kecil sambil berkata " Lha yo wong sedih kok ".

"Ndang Balek yo nduk ,ndang Rabi. mamak karo Bapak wes tuwek ,mamak karo bapak pengen anak e mamak seng Pinter dewe iki Nyanding Bojo , mamak yo pengen nggendong Cucu soko kowe nduk" Satu pesan mamak yang selalu terngiang di ingatan,dan pesan itu selalu di ucapkan  hampir setiap aku telfon mereka.

Beginilah Lebaran Ala TKI , sebahagianya kami disini ,tetap Lebaran Dikampung Halaman yang dinanti.
#BloggerTKI
#TKIkreatif

Monday, 1 February 2016

Lebaran 2

Lebaran
Lebaran identik dengan kumpul-kumpul dengan keluarga , yang dari jawa datang ke Sumatera ,yang Muda datang ke yang lebih tua hanya untuk sekedar bersilaturahmi dan untuk saling menyapa serta berma'af-ma'af an untuk menghapus segala Dosa.

Ada hal  yang saya ingat ketika Lebaran akan tiba , saya yang akan sibuk dengan baju baru saya , sibuk dengan teman-teman sekampung dan mengatur strategy mau pergi kemana dulu kita.

Sehari menjelang Lebaran tiba , mamak telah menabuh genderang perang di dapurnya , mengeksekusi segala strategi yang sudah Matang direncanakan supaya Lontong ,Opor Ayam ,  Rempeyek dan Rendang terhidang di Meja makan tepat di hari H.

Tak ketinggalan dengan Bapak , dia pastikan tembok rumah sudah rata dengan Cat barunya , sudah tidak nampak sarang laba-laba  diatap rumah dan Ruang tamu tertata dengan sempurna.

Saya ,adik perempuan saya serta abang saya akan tetap sibuk dengan Baju baru yang sudah tidak sabar untuk dipakai , menanti Jajan-jajan yang sudah tertata rapi dilemari segera terhidang di meja , dan kamipun tidak sabar mengantar Rantang ke Tetangga ,karena kita bakal dapat duit Raya . Memang duit raya tidaklah seberapa ,tapi maknanya sangat terasa.

6 Tahun sudah saya merantau ke Negeri Tetangga , terhitung sudah 6x Lebaran aku tak bersama Keluarga.

Tidak Pulang Kampung atau sekedar Cuti kerja ?!
Pulanglah ,hanya saja ,sesuai Kontrak Kerja ,Jatah ku untuk pulang kampung adalah diakhir tahun . Sehingga setiap Lebaran tiba ,mestilah hanya lewat Suara tanpa bertatap muka dengan Orang Tua.
"Kulo ngaturakeun sembah Sungkem kalian bapak Lan Ibu ,Menawi di lebur kabehane Dusane Bapak lan ibu kagem Gusti Allah lan Dusa ne anakmu iki nggeh. Sengapurane seng kathah durungsaget Lebaran bareng maneh ,sakjane yo pingin tenan pak /mak " Kurang lebih seperti itulah perkataan atau sekedar Pesan Tulisan yang setiap tahun saya katakan kepada mereka.

Sedih?!
Jelas , siapa orangnya yang tidak sedih , di momen yang hanya bisa kita Nikmati setahun sekali ini ,namun kita tetap belum bisa merayakannya bersama orangtua dikampung.
 " Nduk ,mamak jek mbeuleh Pitek ki loh ndok. Ndang muleh ,mamak masak ke Obor ,panganan senenganmu " Ucap Mamak mengawali pembicaraan kami melalui Telephone.
Ambune tekan kene maaaak...!!!!" Jawabku sambil bercanda  sehingga memecah tawa kami berdua.

"Kae anak e Lek dilham seng soko Singapura yo nembe balek ndok , sampeyan po'o ra pengen Lebaran nang umah ?!"Tanya mamak kepadaku.
Aku tahu ,pertanyaan itu mewakili perasaannya terhadapku.
Dia ingin anaknya berkumpul bersama saudara-saudaranya yang lain saat Lebaran tiba , dia takut anaknya yang sekian lama merantau merasakan kesedihan karena tiada sanak saudara yang merayakan Lebaran bersamanya.
Aku paham akan ke khawatiran mamak ,sangat Faham.
"Jenenge ae perjuangan mak , seng penting mamak ,bapak Waras ,Tini waras ,kabeh waras. Mugo diparingi Umur seng Panjang ,sehat terus , ben dewe iso kumpul bareng ,lebaran nyanding anak putu yo mak"jawabku kepada mamak.

Keadaan menjadi sedikit Sunyi , tidak terdengar suara mamak jauh disana .
Saya tunggi beberapa saat , kemudian saya sayup terdengar Suara isak tangis mamak , dan alhasil sayapun ketularan.
Saya ingin menangis sekencang-kencangnya , oooh ....tapi Tidak.
Saya tidak ingin menunjukan Kesedihanku pada mereka,walau sedikitpun.
Ambil Nafas dalam-dalaaaaaaaam, Keluaaaaarkaaaaaaan
"fuuuuuuuuuh" Rasanya sedikit Rileks ,dan saya mulai bisa mengontrol emosi saya .
"Opo sih mak, Puoso kok Nanges, Batal kui" Kata ku kepada mamak.
Dan mamak hanya tertawa kecil sambil berkata " Lha yo wong sedih kok ".

"Ndang Balek yo nduk ,ndang Rabi. mamak karo Bapak wes tuwek ,mamak karo bapak pengen anak e mamak seng Pinter dewe iki Nyanding Bojo , mamak yo pengen nggendong Cucu soko kowe nduk" Satu pesan mamak yang selalu terngiang di ingatan,dan pesan itu selalu di ucapkan  hampir setiap aku telfon mereka.

Beginilah Lebaran Ala TKI , sebahagianya kami disini ,tetap Lebaran Dikampung Halaman yang dinanti.
#BloggerTKI
#TKIkreatif